Saudaraku, tengoklah pelangi. Semesta memancarkan banyak warna. Warna-warni itulah yang menggoreskan keindahan di cakrawala. Betapa pun indahnya mozaik rona pelangi, mereka yang buta warna tak bisa menikmati sepenuhnya.
Ada begitu banyak orang yang hanya diperkenalkan pada satu warna. Terbiasa dalam keseragaman melamurkan pandangan pada keragaman. Bila ada pihak lain menyebutkan warna berbeda, orang yang mengenal satu warna akan memandangnya sebagai ingkar kebenaran.
Di taman sari, tumbuh puspa ragam dengan aneka warna. Masing-masing jenis bunga punya corak keindahannya sendiri. Anggrek tidak bisa dikatakan lebih indah dari mawar. Sama-sama indah, namun nuansa keindahannya berbeda.
Betapa pun indahnya tiap jenis bunga, kesempurnaan kemolekannya lebih tampak saat berpadu dalam keragaman warna di taman bunga.
Maka, kenali perbedaan. Syukuri keragaman. Rayakan hidup bersama dalam perbedaan. Karena dengan perbedaan itulah kita bisa saling mengenal, saling menyempurnakan, berlomba dalam kebajikan demi memuliakan dan memperindah kehidupan.
***
Tulisan di atas, yang diambil dari karangan Yudi Latif, Ph.D., menunjukkan pentingnya masyarakat Indonesia untuk mengenali dan menghargai perbedaan. Hanya dengan demikian, keberagaman yang kita miliki menjadi kekuatan bersama untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Untuk lebih mendalami persoalan ini, juga sebagai upaya untuk memantik semangat para pemuda sebagai agen perubahan dalam masyarakat yang beragam, Departemen Sosiologi FISIP UI menyelenggarakan kuliah umum oleh Yudi Latif bertajuk “Semangat Kabangsan di Tengah Kebhinekaan: Melawan Intoleransi dan Kekerasan di Kalangan Pemuda” pada 5 Oktober 2022.
Acara ini diadakan atas kerja sama Departemen Sosiologi FISIP UI, Kemenko PMK, FES Indonesia, dan PSIK Indonesia.