Saudaraku, dalam politik orang bisa hidup dan mati berkali-kali. Dan bagi para pemeluk teguh, selalu ada keyakinan bahwa kekuatan visi dan kualitas diri bisa menciptakan momentumnya tersendiri.
Tatkala Anwar Ibrahim dijatuhkan secara politik di negerinya sendiri, kami di Jakarta menyambutnya sebagai tokoh terhormat.
Menyambut lawatannya di negeri ini, setelah mengalami persekusi, saya dan saudara Edwin menulis artikel khusus di harian Republika. Judulnya, “Anwar: Jembatan Antarbudaya” (6 Desember 2004). Lebih dari itu, saya menulis buku (saku) tersendiri. Judulnya, “Anwar Ibrahim: Insan Universalis” (2004).
Jelang Pilihan Raya Umum Malaysia November 2022 yang lalu, kami bersama rekan-rekan Nurcholish Madjid Society juga memiliki pertalian khusus dengannya. Dalam rangka haul Caknur ke-17 (28 Agustus 2022), kami menghadirkan Anwar Ibrahim sebagai pembicara kunci, dengan tema pidato: “Ekonomi Manusiawi”.
Selama ada harapan dan perjuangan, selalu ada keajaiban. Sungguh menakjubkan, kedatangan beliau ke Indonesia beberapa hari kemarin disambut meriah sebagai tamu negara. Sambutan penghormatan bagi yang berhak.
Kita doakan semoga Datuk SAI berhasil memimpin Malaysia meraih kejayaan. Amien!