Gotong royong menempati posisi paling penting dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, sebab dianggap mampu menciptakan harmoni dan menguatkan jalinan persaudaraan antarwarga. Jiwa gotong rotong ini telah menjelma sebagai ruh dari setiap rangkaian rencana dan tindakan para pendiri bangsa. Bahkan kemerdekaan yang diraih merupakan kerja sama apik seluruh komponen bangsa, bukan karena peran golongan atau perserorangan. Karena itu, gotong royong merupakan ruh Pancasila yang seharusnya terinternalisasi dalam setiap sikap, tingkah laku, dan kehidupan setiap warga negara.
Dalam karya terbarunya, Wawasan Pancasila (2020) Yudi Latif mengurai pentingnya gotong royong di Indonesia. Yudi menunjukkan sederet contoh yang patut diteladani dari para pendiri bangsa yang bekerja bersama-sama, saling membantu, saling menghargai, meskipun berbeda latar belakang agama dan keyakinan. Semua itu dilakukan secara sadar, berdasar kelapangan jiwa dan pikiran para tokoh, tanpa paksaan atau pun bujukan dari yang lain. Inilah praktik sikap welas asih yang menembus batas agama dan keyakinan, menangguhkan kepentingan primordial demi tujuan yang lebih besar, yakni Indonesia.
Lalu, seperti apa konsepsi gotong royong yang sesungguhnya dalam Pancasila sebagaimana dirumuskan para pendiri bangsa? Mengapa gotong-royong memiliki posisi penting dalam sejarah bangsa ini? Bagaimana Yudi Latif melihat situasi Indonesia kontemporer, apakah praktik kehidupan sehari-hari saat ini masih selaras dengan semangat gotong royong atau malah sebaliknya? Kuliah Seri Kelima ini menguraikan secara tuntas perihal konsepsi dan praktik gotong royong tersebut.
Berikut rekaman acaranya di chanel Youtube PSIK-Indonesia TV.