Umat Islam meyakini bahwa al-Qur’ân adalah wahyu Tuhan yang diturunkan Tuhan melalui Muhammad. Dalam sistem intelektualisme Islam, pandangan ini tidak ditolak. Bahkan, sekalipun Mu‘tazilah menyetarakan antara akal dan wahyu untuk mengetahui baik-buruk, pada hakikatnya tetap berpandangan wahyu sebagai kebenaran yang tertinggi karena berasal dari Tuhan.
Wahyu diambil dari akar kata bahasa Arab, wahâ yang berarti “meletakkan dalam pikiran”, kadang-kadang dipahami juga sebagai “inspirasi ilahiah” yang diberikan manusia, tetapi juga untuk komunikasi spiritual di antara makhluk-makhluk yang lain. Namun, wahyu merujuk secara spesifik pada wahy, yakni inspirasi Ilahiah yang diberikan kepada manusia pilihan, yang dikenal sebagai nabi-nabi dengan maksud sebagai petunjuk.
Menurut Harun Nasution (1919-1998), wahyu mengandung arti bisikan, isyarat, tulisan dan kitab. Ia juga mengandung arti pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat. Tetapi kata itu lebih dikenal sebagai apa yang disampaikan Tuhan kepada para nabi. Sementara itu, Fazlur Rahman memberikan definisi wahy berdekatan artinya dengan inspirasi (inspiration).