PUSAT STUDI ISLAM DAN KENEGARAAN-INDONESIA
Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia, selanjutnya PSIK-Indonesia, adalah pusat studi independen dan interdisipliner yang berdomisili di Jakarta. Berdiri sejak 2005, PSIK-Indonesia berkomitmen untuk meneruskan dan mengembangkan pemikiran Islam yang terbuka terhadap gagasan pembaruan dan kemajuan. Pusat studi ini juga memiliki perhatian besar terhadap upaya transformasi masyarakat Islam Indonesia menuju masyarakat Islam yang demokratis dan menghormati nilai-nilai dasar kemanusiaan.
Melalui visi di atas, PSIK-Indonesia kemudian mendedikasikan diri untuk melakukan penelitian interdisipliner yang berkaitan dengan Islam, negara, dan ilmu-ilmu kemanusiaan. PSIK-Indonesia berupaya mengembangkan pembuatan kebijakan publik yang baik dan mendorong pemahaman masyarakat tentang Islam serta isu-isu kenegaraan, baik tingkat nasional maupun internasional. PSIK-Indonesia berupaya menciptakan gagasan-gagasan baru dalam mengembangkan perdebatan teori dan praktek tentang Islam dan kenegaraan yang berlandaskan pada semangat kemanusiaan.
Sejak kelahirannya, PSIK-Indonesia telah mendapatkan reputasi sebagai pusat studi yang sangat dibutuhkan komunitas yang memiliki ketertarikan pada kajian Islam, negara dan pengembangan ilmu-ilmu kemanusiaan, dan menjadi salah satu pusat studi terkemuka di Indonesia.
Dalam menjalankan program kerjanya, PSIK-Indonesia mendapat dukungan dan bekerja sama dengan sejumlah lembaga seperti The Asia Foundation, Keduataan Besar Australia di Jakarta, USAID-SERASI, Yayasan TIFA, Friedrich Ebert Stiftung, Nurcholish Madjid Society, The Wahid Institute, Yayasan Nabil (National Building), Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementererian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Selain itu, kerja sama juga dijalankan bersama Wantimpres/Indonesian Presidential Advisory Council, National Center of Excellence for Islamic Studies Australia (NCEIS), Melbourne University, James P. Gorter Chair of Islamic World Studies at Lake Forest College (Dr. Ahmad Sadri).