Benang Merah Iqra’ dan I’tikaf

Subhan Saleh , Guru MA. Nuhiyah Pambusuang/ Fellow-PSIK-Indonesia

2149
Ilustrasi. (Foto: bincangsyariah.com)

I’tikaf, ritual ini populer disepuluh hari terakhir bulan suci ramadhan, suatu aktifitas yang diniatkan untuk ibadah, dilakukan dengan berdiam diri di dalam mesjid dan memperbanyak zikir. Ibadah sunnah ini bisa dilakukan kapan saja tetapi lebih banyak diritualkan pada bulan suci ramadhan demi memburuh keutamaan dan pahala yang melimpah.

Sebelum diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan dan kecintaan untuk mengasingkan diri atau yang dizebut dengan uzlah, dengan tujuan untuk beribadah.

Nabi saw melakukan uzlah, mengasinkan diri dari kaumnya di Gua Hira suatu celah batu di jabal nur (gunung cahaya), berjarak 2 mil sebelah utara kota Mekkah. Aktifitas uzlah ini sering dilakukan nabi saw beberapa malam, uzlah juga termasuk ritual para nabi terdahulu seperti nabi musa as yang melakukan uzlah di bukit Thurizina.

Dari proses uzlah, khalwat atau tahannuts (menyendiri dan beribadah) yang dilakukan nabi saw, Allah swt mewahyukan perintah membaca “Iqra’ bismi rabbika-ladzi khalaq” (bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan). Ayat ini merupakan wahyu pertama yang diturunkan Allah swt pada Rasulnya Muhammad saw di malam lailatul qadr.

Jadi, i’tikaf pertama para nabi saw dilakukan di tempat yang jauh dari keramaian bukan di dalam mesjid, bukan pula untuk menghindari realitas kehidupan masyarakatnya yang semakin jahiliyah. Nabi saw melakukan uzlah, khalwat ataukah tahannuts untuk merenungi dan mencari solusi atas problematika sosial yang semakin kompleks, meninggalkan sementara ummatnya untuk kembali memperbaikinya.

Nabi saw melakukan penyendiriannya untuk mencari solusi atas problematika ummat yang dihadapinya di mana saat itu nabi saw menghadapi ummat dengan nilai moralitas yang semakin hancur, pelanggaran atas hak hak asasi manusia terjadi di mana mana, tindakan kekerasan dan kezaliman meraja lela serta semakin rapuhnya rasa solidaritas sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Ibadah, zikir, serta tafakkur yang dikakuan nabi saw dengan memusatkan kekhusyuan jiwa untuk berdialog dengan Tuhan, menggapai nur ilahi untuk menyerap realitas keabadian agar menjadi penuntun dalam menyelami realiras kehidupan, menjaga jarak dengan masyarakat untuk melihat problematika masyarak dengan jernih agar mendapat jawaban terbaik atas berbagai problem kemanusiaan yang terjadi di mana mana.

Dengan ritual menyendiri yang dilakukan nabi saw, Tuhan pun memberikan solusi atas keresahan jiwa Muhammad saw melihat kondisi jahiliyah ummatnya dengan diturunkannya ayat pertama perintah membaca seperti yang disebutkan sebelumnya “iqra’ bismirabbika-ladzi khalaq” bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu.

Untuk melakukan perubahan, perbaikan, dan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat maka bacalah, apa yang harus dibaca? Allah swt tidak menentukan obyek secara spesifik agar kita membaca segala hal yang bisa terjangkau. Membaca, menelaah, meneliti mendalami hal yang menjadi problem masyarakat sehingga bisa menemukan hal yang menjadi pendorong ummat melakukan tindakan jahiliyah.

Untuk melakukan perubahan dalam sebuah masyarakat, maka budayakanlah membaca, bacalah segala hal agar engkau tercerdaskan dalam bahasa milenial, galakkan gerakan literasi.

Dari ritual menyepi yang dilakukan nabi saw kita bisa mengambil hikmah bahwa sesungguhnya ibadah i’tikaf yang dilkuan disepuluh hari terakhir ramdhan sesungguhnya bukanlah sekedar menyepi dan meninggalkan keramaian lalu menyibukkan diri dengan ibadah ritual dan zikir yang bersifat individual semata, akan tetapi i’tikap yang sesungguhnya yang diharapkan nabi saw adalah proses ibadah yang mengacu pada penguatan hubungan secara spritual dengan tuhan yang dikuti dengan zikir atau tafakkur yang produktif.

Apapun profesi kita beri’tikaflah di mesjid, dengan berupaya mendekatkan diri pada Tuhan biarkan alqur’an menyapa nurani kita untuk membuka hijab kesulitan hidup, lakukan tafakkur, membaca dan menyebut nama Tuhan agar menemukan solusi setidaknya untuk problem terkecil dalam kehidupan kita secara personal untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga yang lebih baik.

Jika kita seorang pelajar, beri’tikaflah, bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu, temukan solusi agar kita menjadi generasi pembelajar yang baik, jika kita seorang nelayan beri’tikaflah, baca dan sebut nama Tuhanmu, temukan cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tangkapan di laut, jika anda seorang guru beri’tikaflah baca dan sebut nama Tuhanmu temukan metode pembelajaran yang epektif agar peserta didik semakin baik, berakhlak dan berilmu yang bermanfaat.

I’tikaf terbaik adalah melakukan ibadah ritual tanpa meninggalkan tafakkur, membaca dengan menuebut nama Tuhan, seperti yang tertuang dalam sebuah hadits Nabi saw, “Tafakkaru sa’atin khairun min ibadati sanatin” berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah seratus tahun”. Tentu yang dimaksud dengan tafakkur di sini adalah tafakkur yang produktif yang bisa memberikan kontribusi kemaslahatan pada ummat manusia setidaknya pada lingkungan terkecil kita.

Tafakkur yang produktif akan menjadi ladang pahala bahkan akan menjadi amal jariyah setelah kita meninggal. Kita meninggalkan hal yang baik untuk generasi setelah kita dengan penemuan penemuan di bidang keilmuan.

Tidak ada yang bisa memungkiri bahwa Thomas Alva Edison memberikan kontribusi besar bagi dunia atas tafakkur yang dilakukannya menghasilkan penemuan lampu pijar yang sampai saat ini manfaatnya terus terasa bagi banyak orang dibelahan bumi ini.

Bahkan sebelum menemukan lampu pijar, Thomas Alva Edison sudah menemukan generator listrik, perekam suara maupun film.

I’tikaf seperti inilah yang kita harapkan, kita khusyu menghadap Tuhan agar zat maha suci bisa hadir menyapa nurani dan pengetahuan kita untuk membuka tabir kebodohan, menyembuhkan luka kemanusian dengan kontribusi kemanfaatan terhadap sesama sekecil apapun itu.

Stay at home 21 Mei 2020.

SHARE
Artikel SebelumnyaSpiritualitas Korona
Artikel SelanjutnyaLebaran Pengorbanan

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.