Saudaraku, mereka yang menanam bunga meyakini indahnya esok hari. Esok hari pun bersetia jadi milik mereka yang meyakini dan memperjuangkan indahnya mimpi.
Meraih impian hidup itu bukanlah hasil menunggu dan mencari melainkan ketabahan menjalani. Karena bunga tak pernah mencari pasangan, melainkan menjalani gerak tumbuh hingga sang bayu berhembus membantu penyerbukan silang.
Begitu pun air yang menguap tak pernah mencari angin. Melainkan, ada saatnya angin datang menerpa awan, menjatuhkan tetes hujan bagi terik kehidupan.
Keyakinan yang dihidupi ketabahan berjuang bisa menghidupkan hukum daya tarik (law of attraction). Gerak semesta akan tertarik untuk memenuhi impian seseorang dengan membukakan pintu-pintu berkah dari langit dan bumi.
Dalam keyakinan yang berkeringat, apa yang kau impikan akan memimpikanmu. Apa yang meletihkanmu akan menggembirakanmu. Nasib adalah ketetapan yang terpahat lewat ikhtiar.
Adakalanya pepohonan harus tabah meranggas dan rerumputan pun mengering. Alam memahami kapan waktu terbaik menghidupkan tetumbuhan dari kematiannya. Saat tetes hujan jatuh, membawa kabar cinta langit pada bumi, seluruh jaringan pori-pori bumi mengembang, memuaikan daya hidup yang berdesakan keluar, menyongsong basah dedaunan dengan gairah musim semi.
Tahun baru bisa membawa harapan baru manakala kita bisa mengatasi kecemasan akan masa datang dengan menanam benih kebajikan. Jika pandangan kita ke depan digayuti kabut kerisauan dan pesimisme, sebab utamanya karena kita berhenti menanam benih harapan bagi masa depan.
Menanam adalah cara menumbuhkan rasa kasih. Semakin subur rasa kasihmu, makin limpah curah kasih semesta padamu. Tidak ada kehampaan dalam menebar benih kasih, karena sesungguhnya tak ada kasih yang bertepuk sebelah tangan.
Begitupun jalan impian menjadi kenyataan. Para pemimpi sejati menyadari, tak ada pencapaian tanpa penanaman, tanpa proses pengolahan dalam lumpur waktu. Barangsiapa tak berkeringat menanam dan merawat bunga harapan, tak dapat menikmati indahnya taman masa depan.