Public Lecture Yudi Latif

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang memberi tantangan bagi dunia pendidikan untuk menghasilkan lulusan tanggap dan mampu merespons derasnya kemajuan tersebut. Namun, tantangan ini membuat orang sering lupa, pendidikan tidak semata berfungsi sebagai “pabrik” tenaga kerja siap pakai, tetapi pengembangan manusia seutuhnya.

Lagi pula, seperti yang diungkapkan Yudi Latif, “Apabila pendidikan terlalu fokus menyiapkan peserta didik untuk menguasai keterampilan tertentu, kecepatan kedatangan teknologi baru akan segera mengedaluwarsakan keterampilan yang diberikan. Dengan kata lain, daya sintas dunia pendidikan tak bisa mengandalkan pendekatan berbasis tantangan dan ancaman (threat based), tetapi harus dikembangkan berbasis penguatan kapabilitas (capability based) (Kompas 2/5/2019).

Pendidikan berbasis kapabilitas menuntut penyiapan peserta didik sebagai manusia pembelajar seumur hidup; manusia yang selalu update dengan perkembangan baru dengan kesediaan terus belajar memperbarui dirinya untuk bisa menjawab segala macam tantangan.

Tujuan dari pendidikan berbasis kapabilitas bertujuan ini adalah untuk menumbuhkan mental kreatif (creative mind). Menjadi seorang pembelajar kreatif inilah yang sesungguhnya dibutuhkan generasi muda untuk menjawab segala macam tantangan.

Upaya menumbuhkan mental pembelajar seumur hidup dan kapabilitas kreatif peserta didik hanya bisa dilakukan jika dibarengi kekuatan karakter yang memberikan landasan nilai integritas dan etos kerja. Pendidikan karakter diperlukan untuk menempa siswa menjadi pribadi baik (karakter pribadi) sekaligus warga negara baik (karakter kolektif). Antara karakter pribadi dan karakter kolektif bisa dibedakan, tetapi tak bisa dipisahkan.

Pengembangan karakter merupakan pendekatan holistik yang menghubungkan dimensi moral pendidikan dengan ranah sosial dan sipil kehidupan siswa. Dalam pendidikan karakter, moral itu ditangkap (caught) dengan keteladanan, bukan diajarkan (taught) dengan hafalan.

Cara mengajarkannya tak terisolasi dalam mata pelajaran tersendiri, tetapi melekat dengan seluruh rangkaian kurikulum dan melibatkan peran komunitas. Sifat-sifat karakter yang dikehendaki harus merembesi lingkungan belajar siswa, baik dalam kelas, jalan masuk, gimnasium, kafetaria, lapangan olahraga, maupun tempat-tempat lain yang kemudian terhubung dengan praktis moral dalam realitas masyarakat.

Isu pentingnya pendidikan karakter ini dibahas secara mendalam oleh Yudi Latif, Ph.D pada Public Lecture bertajuk “Pendidikan Transformatif: Prioritas Pembangunan Karakter” yang akan dibawakannya pada 25 Mei 2021 pukul 13.00-15.00 WIB. Kuliah umum yang diselenggarakan atas kerja sama Kemenko PMK RI, FES Kantor Perwakilan Indonesia, dan PSIK Indonesia ini dimoderatori oleh Dr. Rizky Handayani, M.A.

Berikut rekaman acaranya di chanel Youtube PSIK-Indonesia TV.

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.