Saudaraku, apakah berbuat etis itu bisa membawa kemakmuran ekonomi? Baiklah kita tengok buku The Ethical Leader: Why Doing the Right Thing Can Be the Key to Competitive Advantage karya Morgen Witzel (2018).

Menurutnya, ada tendensi di kalangan para ahli ekonomi dan manajemen berhaluan positivistik, untuk berargumen bahwa ekonomi itu ilmu murni dan pasar itu bekerja di luar moralitas. Maka dari itu, pertimbangan etis dalam ranah ini dianggap tak berlaku. Di bawah pengaruh pandangan seperti itu, para pengusaha cenderung meniadakan etika dan perilaku etis dari model bisnis intinya.

Pandangan demikian terbukti keliru. Pertama, tidak ada ilmu yang bebas nilai. Kedua, bisnis sebagai aktivitas sosial tak bisa lepas dari imperatif moral. Bahwa berbuat etis itu menciptakan rasa percaya (trust).

Trust menumbuhkan hubungan yang kuat; dan dari hubungan itu lahirlah nilai (tambah). Bila kita bisa membangun hubungan yg kuat dan berkelanjutan serta mampu menciptakan nilai (tambah) secara efektif dan efisien, tak pelak lagi akan menghasilkan uang.

Singkat kata, hidup etis dan bertindak etis itu bukanlah suatu kemewahan yang sia-sia; malahan bisa jadi sumber daya kunci yang powerful bagi pencapaian keunggulan kompetitif, yang dapat menumbuhkan kemakmuran secara lebih lestari.

SHARE
Artikel SebelumnyaLalu Waktu
Artikel SelanjutnyaGenerasi Kreatif

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.