Pada 24 Mei 2023, Kemenko PMK bekerja sama dengan FES Indonesia dan PSIK Indonesia menggelar kegiatan lintas komunitas bertajuk “Melawan Intoleransi, Kekerasan, dan Perundungan: Tantangan dan Pengalaman” di SMK Bakti Karya Parigi, Pangandaran. Acara ini merupakan bagian dari program Sekolah Harmoni Indonesia yang bertujuan untuk mengajak para pemuda menjadi agen perubahan bagi terbentuknya masyarakat yang damai dan harmonis dalam keberagaman.

Kegiatan lintas komunitas ini merupakan wahana bagi pemuda yang memiliki pengalaman transformasi untuk aktif melawan intoleransi, kekerasan dan perundungan di kalangan pemuda. Melalui kegiatan ini kita akan mengeksplorasi pengalaman mereka melakukan transformasi, dan kemudian memberikan inspirasi kepada pemuda lain untuk melakukan perubahan dan melawan berbagai bentuk kekerasan, intoleransi, dan perundungan.

Kegiatan ini penting mengingat intoleransi, kekerasan, dan perundungan merupakan masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat kita. Fenomena ini juga terjadi di kalangan pemuda, yang merupakan generasi penerus bangsa. Kondisi tersebut tidak hanya merugikan korban langsung, tetapi juga berdampak negatif pada masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu kelompok masyarakat atau komunitas yang menjadi pioneer adalah sekolah multikuktural di SMK Bakti Parigi Pangandaran.

SMK Bakti Parigi Pangandaran memiliki visi kebhinekaan. Sekolah itu mendidik siswa dan siswi yang berasai dari berbagai daerah di Indonesia. Pengalaman perjumpaan di antara siswa yang beragam merupakan pengalaman yang sangat berkesan sekaligus juga menantang. Para siswa belajar memahami kawan-kawannya yang berbeda. Mereka belajar memahami bahwa perbedaan bukanlah masalah. Di sini mereka belajar bagaimana hidup bersama dalam perbedaan.

Sekolah ini memberikan pendidikan gratis kepada siswa. Para siswa berasal dari berbagai latar belakang suku, budaya, dan agama. Sekolah multimedia ini memiliki empat program pendukung yaitu School of Media, Kelas Ekologi, Kelas Profesi dan Kelas Multikultural. Pendidikan multikultural diajarkan di setiap kelas.

Bagi Ai Nurhidayat, pendiri SMK Bakti Parigi, sekolah ini merupakan bentuk gerakan publik agar masyarakat belajar menghargai perbedaan dan keragaman Indonesia. Para siswa diharapkan dapat belajar bersama untuk menumbuhkan toleransi antarsuku, ras, budaya, dan agama. Semua alumni sekolah sekarang menjadi agen toleransi.

Kegiatan lintas komunitas ini dilangsungkan dalam format Sharing Session. Para narasumber berkesempatan untuk berbagi pengalaman terkait upaya melawan praktik intoleransi, kekerasan, dan perundungan di masyarakat dan lembaga pendidikan.

Kegiatan Temu Lintas Komunitas ini menghadirkan lima orang narasumber yang berasal dari berbagai perwakilan institusi dan lembaga yang memiliki visi pada pemberdayaan pemuda dan komunitas.

  1. Indra Prasetya AN (Analis Kebijakan Kemenko PMK Republik Indonesia)
  2. Toto Sugiarto (PSIK Indonesia)
  3. Ai Nurhidayat (SMK Bakti Karya Parigi)
  4. Yanti Nurdianti (Akademisi di Pangandaran)
  5. Irpan Ilmi, M.Pd. (Pegiat Toleransi)

Sesi berbagi ini dimoderatori oleh Dedi Supriatna S.Pd. (Ketua Komunitas Belajar Sabalad, guru muda di SMK Bakti Karya)

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.