Dalam “Kebudayaan Nasional” yang ditulisnya pada 1952, Ki Hadjar Dewantara mengkhawatirkan terjadinya kemunduran, kebekuan, dan bahkan kematian kebudayaan. Menurutnya, jika hal itu terjadi akan menimbulkan kekacauan dan menghambat kemajuan hidup manusia.

Menarik untuk memperhatikan bahwa khazanah kebudayaan nasional tumbuh dan berkembang dalam keunikannya bukan karena kemampuannya untuk melindungi diri dari pengaruh luar. Nusantara justru adalah suatu pasar yang hidup dari keterbukaan dan pertukaran; di dalamnya terjadi dialog yang menjadi energi bagi dorongan kemajuannya.

Pemajuan kebudayaan sayangnya terancam oleh dua kecenderungan. Yang pertama adalah kecenderungan eksklusif, yang menempatkan budaya berbeda sebagai yang harus ditolak. Sedangkan kecenderungan negatif kedua adalah sikap naif dengan menerima segala bentuk pengaruh, termasuk dengan melakukan duplikasi tanpa kritisi.

Berkaitan dengan hal di atas, muncul beragam pertanyaan. Bagaimana menjaga yang etis selaras dengan yang estetis dalam taman sari kebudayaan dan kemanusiaan kita? Bagaimana mengembangkan spirit inovasi agar buah budi dapat terus kita tuai dalam kebaruan ciptaan-ciptaan manusia Indonesia? Apa pula yang perlu dilakukan untuk memelihara kelenturan dalam hibriditas budaya Indonesia yang progresif?

Pertanyaan-pertanyaan di atas akan didiskusikan dalam Webinar Ramadan Seri 2 bertajuk  “Inovasi Kebudayaan dalam Indonesia Hibidra”. Webinar ini menghadirkan tiga orang narasumber dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman yang beragam.

Inisiatif, pengalaman, dan pengetahuan yang dimiliki setiap narasumber di wilayah kerja, posisi, dan komunitas masing-masing diyakini akan memberikan perspektif yang sangat bagus bagi para peserta acara.

NARASUMBER:

  • Dr. M. Alie Humaedi, M.Hum. (Peneliti Utama LIPI)
  • Diyah Wara Restiyati, M.Si (Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia, DKI Jakarta)
  • Toto Sugiarto, M. Hum (Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia)

MODERATOR: Dhea Dayuranggi Meghatruh (Mahasiswi Universitas Paramadina)

FASILITAS:
  1. E-certificate.
  2. Hadiah buku-buku untuk penulis catatan reflektif terbaik.
  3. Free internet allowance untuk penanya terbaik.

Waktu: Senin, 3 Mei 2021 pukul 14.00-16.00

Berikut rekaman acaranya di chanel Youtube PSIK-Indonesia TV.

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.