Bekerja sama dengan Kemenko PMK dan FES Indonesia, PSIK Indonesia menggelar Kegiatan Lintas Komunitas bertajuk “Peran Pemuda dan Komunitas dalam Melawan Intoleransi, Kekerasan, dan Perundungan”. Kegiatan yang merupakan bagian dari program Sekolah Harmoni Indonesia ini diadakan di Pesantren Tasawuf Underground pada Rabu 7 Juni 2023 pukul 13.00-16.30 WIB.

Kegiatan Lintas Komunitas merupakan wahana bagi pemuda yang memiliki pengalaman transformasi untuk aktif melawan intoleransi, kekerasan dan perundungan di kalangan pemuda. Melalui kegiatan ini kita akan mengeksplorasi pengalaman mereka melakukan transformasi, dan kemudian memberikan inspirasi kepada pemuda lain untuk melakukan perubahan dan melawan berbagai bentuk kekerasan, intoleransi, dan perundungan.

Kegiatan ini penting mengingat intoleransi, kekerasan, dan perundungan merupakan masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini. Fenomena ini juga terjadi di kalangan pemuda, yang merupakan generasi penerus bangsa. Kondisi tersebut tidak hanya merugikan korban langsung, tetapi juga berdampak negatif pada masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan yang dapat mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu yang menjadi perhatian adalah dunia terpinggirkan anak-anak punk jalanan.

“Qalb orang beriman adalah baitullah, hati orang beriman adalah rumah Allah.” Kalimat Hadits Qudsi ini sering dikutip oleh Halim Ambiya, pendiri Pesantren Tasawuf Bawah Tanah yang tanpa lelah membimbing anak-anak punk jalanan untuk melukis peta jalan kembali ke rumah Allah. Ustaz lulusan Jurusan Akidah dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Jurusan Sejarah Peradaban Islam ISTAC-Universitas Islam Internasional (UIA) Kuala Lumpur ini meyakini bahwa hati adalah pintu masuk menuju perbaikan. Karena itu, Halim memilih tasawuf sebagai peta jalan anak punk jalanan.

Sebagai kelompok marjinal, anak punk jalanan melekat pada stigma negatif dalam sendi-sendi kehidupan sosial. Tak jarang, keberadaan mereka malah dianggap meresahkan. Mereka sering mengalami intimidasi dari masyarakat, orang dewasa, teman sebaya, dan bahkan di antara mereka sendiri. Halim memahami kompleksitas permasalahan yang dihadapi anak jalanan. Bukan tanpa alasan mereka memilih hidup di jalanan. Hubungan keluarga yang tidak harmonis, ketergantungan terhadap narkotika dan miras, masalah ekonomi dan pendidikan, seringkali menghambat mereka yang ingin memperbaiki diri.

Ketika mereka mencapai titik kelelahan di jalanan, mereka tidak dipersilakan untuk kembali ke desa mereka, juga tidak dapat melanjutkan pendidikan mereka. Alhasil, Halim memutuskan untuk menjadi orang tua, guru, sekaligus sahabat bagi anak-anak punk jalanan dan menampung mereka di Pesantren Tasawuf Bawah Tanah yang berlokasi di Ciputat, Tangerang Selatan.

Dalam Temu Komunitas ini kita meminta Halim Ambiya akan berbagi pengalaman dalam mengelola anak-anak punk dengan jalan tasawufnya. Pengalamannya tentu akan sangat menginspirasi banyak pihak dalam melakukan pendampingan papda anak-anak jalanan, khususnya anak punk.

Kegiatan Temu Lintas Komunitas ini menghadirkan lima orang narasumber yang berasal dari berbagai perwakilan institusi dan lembaga yang memiliki visi pada pemberdayaan pemuda dan komunitas dalam melawan berbagai tindakan intoleransi, kekerasan, dan perundungan.

  1. Ricky Radius Siregar, S.Sos., MAP. (Asisten Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenko PMK Republik Indonesia)
  2. Halim Ambiya (Pimpinan Pesantren Tasawuf Underground)
  3. Milastri Muzakkar (Founder Generasi Literat dan Pegiat Anak Muda)
  4. Iyoh Siti Muniroh (PSIK Indonesia)
  5. Rahmat Hidayatullah, M.A. (Dosen UIN Jakarta & Peneliti Punk Culture)

Sesi berbagi ini akan dimoderatori oleh Fachrurozi Majid (Sekolah Harmoni Indonesia)

Acara ini akan dihadiri oleh para pemuda dari berbagai kalangan, seperti pegiat pemberdayaan pemuda, komunitas kepemudaan, dan akademisi, guru, dan siswa. Acara juga akan dihadiri oleh para pemegang kebijakan di tingkat lokal.

LEAVE A REPLY

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.